cover
Contact Name
Kustri Sumiyardana
Contact Email
-
Phone
+6281328847811
Journal Mail Official
alayasastrabbjt@gmail.com
Editorial Address
Jalan Elang Raya 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Alayasastra: Jurnal Ilmiah Kesusastraan
ISSN : 18584950     EISSN : 26156024     DOI : https://doi.org/10.36567/aly.v14i1
Alayasastra adalah jurnal ilmiah kesusastraan yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, terbit sejak tahun 2005. Tulisan yang masuk ke dalam jurnal ini telah melalui proses review double blind. Jurnal ini merupakan jurnal penelitian kesastraan yang memublikasikan berbagai laporan hasil penelitian dalam bidang keilmuan kesastraan dan pembelajarannya.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra" : 10 Documents clear
METAFORA SEKSUAL DALAM SERAT CENTHINI SEBAGAI WUJUD REPRESENTASI AJARAN KESEMPURNAAN HIDUP MASYARAKAT JAWA Nurnaningsih, Nurnaningsih
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.534

Abstract

ABSTRAKMetafora seks dalam Serat Centhini termasuk bahasa figuratif. Bahasa sebenarnya sebuah tanda yang mencerminkan pola pikir, pandangan hidup atau pandangan dunia masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah menemukan ajaran kesempurnaan hidup di balik metafora seks dalam Serat Centhini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mitologi Roland Barthes tentang signifikasi makna. Sumber data dalam penelitian ini adalah Serat Centhini berupa tulisan Latin terdiri dari 12 jilid diterbitkan oleh Karkono Kamajaya melalui Yayasan Centhini tahun 1986 dan narasumber. Datanya berupa data kebahasaan yang berwujud larik yang ada berikut metaforiknya, terutama yang mengandung metafora seksual dan transliterasi hasil wawancara. Hasil penelitian ditemukan bahwa ajaran seks dalam SC yang diwujudkan dengan gaya bahasa metafora sebenarnya mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa. Manusia hendaknya selalu sadar akan bibit kawite 'asal mulanya' dan harus berupaya memaknai makna hidup ini untuk menuju kesempurnaan hidup atau manunggaling kawula Gusti. Konsep ini dalam SC sering diungkapkan dengan bahasa yang arkais, indah, dan santun.Kata kunci: metafora seksual, Serat Centhini, ajaran hidup ABSTRACT Sex metaphor in Serat Centhini (SC) is included in  figurative language. Language is actually a sign that reflects the mindset, outlook on life or world view of the people. The purpose of this study is to find the teachings of the perfection of life behind the sex metaphor in SC. This type of research is qualitative research and the method used is descriptive qualitative. The theory used in this research is Roland Barthes's mythology about the significance of meaning. The data source in this research is SC in the Latin writing consists of 12 volumes published by Karkono Kamajaya through Centhini Foundation in 1986 and information from some  informants. The data is linguistic data in the form of an array and its metaphorics, especially that is containing the metaphors of sexual tools and the results of interviews. Sexual intercourse taught in SC with metaphorical language style reminds that humans should always be aware of bibit kawite ?the origin of marriage'  and must try to interpret the meaning of life in order to achieve the perfection of life ?manunggaling kawula Gusti.? This concept in SC is often expressed in an archaic, beautiful, and polite language.Keywords: sexual metaphors, Serat Centhini, teachings of life
MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF HANA (HIDUNG) PADA CERPEN “HANA” KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE Wahyuningsih, Tri Mulyani
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.468

Abstract

AbstrakPenelitian ini tentang makna denotatif dan konotatif hana (hidung) dalam cerpen ?Hana? karya Akutagawa Ryunosukae. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna hidung yang ditulis oleh Akutagawa baik dalam makna denotatif maupun konotatif. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna hidung dalam cerpen ?Hana? yang dikembangkan oleh Akutagawa sebagai berikut: 1) Makna denotatif ?? berarti fisik, terbagi dalam dua kelompok makna, yaitu ??? (hidung panjang), dan ??? (hidung pendek), 2) Makna konotatif ?? (internal) terbagi dalam empat kelompok makna, yaitu??? (penderitaan), ????(kekecewaan),?? (kebahagiaan), ?? (usaha tokoh), 3) Makna konotatif ?? (eksternal) yang terdiri atas tiga kelompok makna, yaitu ? (pembicaraan), ? (istri), dan ?? (bahan ejekan). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata hana (hidung) selain mengandung makna denotatif,  kata hidung juga dikembangkan oleh Akutagawa dalam makna konotatif.Kata kunci: makna denotatif, makna konotatif, hana (hidung), cerpenABSTRACTThis research is about denotative and  connotative meanings of hana (nose) in Akutagawa Ryunosuke?s  short story entitled ?Hana?. The purpose of this study is to find out the meanings of the word hana (nose )both denotatively and connotatively. The research method used in this study was qualitative one. The technigues used in collecting data were reading and taking notes. The results showed that the meanings of nose in Hana's short story developed by Akutagawa are as follows: 1)denotatively, ??  means physical performace of nose which is divided into two categories, namely ??? (long nose), and ??? (short nose), 2)connonatively ?? (internal) is segmented into three categories, such as ??? (suffering)?????(disappointment)??? happiness), 3) ?? (the character?s effort), 4) ?? (external) which is classified into three group of meanings, those are ? (talking material), ? (wife), and ?? (ridicule). Based on the result,, it can be concluded that the word hana (nose) in this short story not only has denotative meanings but also connotative ones.keywords: connotative meanings, denotative meanings, hana (nose), short story
DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN TOKOH AKU DALAM NOVEL SEMUSIM, DAN SEMUSIM LAGI KARYA ANDINA DWIFATMA: PERSPEKTIF URI BRONFENBRENNER Fibiani, Mufadila; Andalas, Eggy Fajar
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.272

Abstract

ABSTRAKOrang tua merupakan lingkungan pertama yang berperan besar terhadap perkembangan kepribadian anak sehingga kepribadian anak merupakan cerminan dari pola asuh orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak lingkungan terhadap perkembangan kepribadian tokoh aku dalam novel Semusim, dan Semusim Lagi karya Andina Dwifatma. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Sumber data penelitian berupa novel Semusim, dan Semusim Lagi karya Andina Dwifatma. Proses pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mengoding. Analisis data dilakukan dengan tahap 1) display, 2) reduksi, dan 3) penarikan simpulan (Milles dan Huberman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan berdampak besar terhadap perkembangan kepribadian anak. Dampak tersebut dibagi menjadi empat, yaitu mikrosistem, mesosistem, eksosistem, dan makrosistem.Kata kunci: dampak lingkungan, perkembangan kepribadian, psikologi sastraABSTRACTParents are the first environment that plays a major role in the development of a child's personality so that the child's personality is a reflection of his parents' parenting. This research aimed to describe the environmental impact towards the personality development of I in Semusim, dan Semusim Lagi written by Andina Dwifatma. This is a descriptive qualitative analytic research with psychology of literature approach. The data source is the Semusim, dan Semusim Lagi, a novel written by Andina Dwifatma. The data collection is done through close reading and coding. The data analysis is done through 1) display, 2) reduction, and 3) conclusion (Milles and Huberman). The research result showed that the parenting style has a big impact into the children?s personality development. The impact is divided into 4 environments is microsystem, mesosystem, ecosystem, and macrosystem. Keywords: environmental impact, personality development, psychology of literature
ANALISIS NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL MENCINTAIMU SEPERTI KUCINTAI QUR’AN KARYA WAHYU SUJANI Mulyati, Mulyati
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.371

Abstract

ABSTRAKNovel merupakan karya fiksi imajinatif  ekspresi pengarang tentang fenomena kehidupan manusia    yang mengandung unsur ekstrinsik. Salah satu unsur ekstrinsik tersebut adalah nilai-nilai religius. Novel Mencintaimu Seperti Kucintai Qur?an adalah salah satu ekspresi  Wahyu Sujani yang memiliki nilai-nilai religius yang kental.  Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai religius tersebut melalui teknik dokumentasi dan analisis karya melalui pendekatan pragmatik. Data yang dianalisis bersumber dari novel  Mencintaimu Seperti Kucintai Qur?an karya Wahyu Sujani yang menjadi pusat kajian. Hasil analisis nilai religius yang ditemukan dalam novel Mencintaimu Seperti Kucintai Qur?an  karya Wahyu Sujani adalah: 1) Hubungan manusia dengan Allah (beribadah kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, bersabar menerima cobaan Allah, dan memohon ampun dan taubat kepada Allah);  2) Hubungan manusia dengan hati nurani atau diri sendiri (sabar, memegang amanah, pemaaf,  ikhlas); 3) Hubungan manusia dengan sesama manusia (tolong menolong, menegakkan keadilan); dan 4) Hubungan manusia dengan lingkungan hidup (tumbuh-tumbuhan).Kata kunci: analisis, nilai religius, novelABSTRACTThe novel is an imaginative work of fiction author expression about the phenomenon of human life that contains extrinsic elements. One of the extrinsic elements is religious values. The Novel Mencintaimu Seperti Kucintai Qur?an is one of the revelations of Wahyu Sujani which has thick religious values. This study aims to describe these religious values through documentation techniques and analysis of works through a pragmatic approach. The data analyzed were sourced from the novel Mencintaimu Seperti Kucintai Qur?an by Wahyu Sujani, which became the center of the study. The results of the analysis of religious values found in this novel are: 1) relationship with God (worshiping Him, giving thanks for His blessings, being patient in accepting God's trials, and asking God for forgiveness and repentance); 2) Human relationship with conscience or self (patient, holding trust, forgiving, sincere); 3) Human relations with fellow human beings (please help, uphold justice); and 4) The relationship between humans and the environment (plants).Keywords: analysis,, religious values, novel
ARENA PRODUKSI KULTURAL KOMUNITAS PELANGI SASTRA MALANG Nilofar, Naila
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.498

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengkaji kehidupan komunitas sastra di Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Arena Produksi Kultural Bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan, menyaring, dan menganalisis data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi pustaka dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik yang dilakukan Komunitas Pelangi Sastra Malang (PSM) adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membangkitkan kegiatan sastra, seperti kenduri literasi, diskusi sastra, bedah buku, membaca puisi, menerbitkan antologi cerpen dan puisi. PSM memiliki habitus berdiskusi sastra di kafe dan membaca puisi diiringi musik dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan PSM. Arena produksi kultural komunitas PSM meliputi media social, media massa, publikasi karya, dan pertunjukan.Kata-kata kunci: komunitas sastra, arena produksi kultural bourdieu, habitus, praksis AbstractThis study aims to examine the life of the lliterary community in Malang, East Java Province. This study used the Bourdieu Cultural Production Arena theory approach.. This study used qualitative method to collect, filter, and analyze data. Data collection techniques in this research were carried out by means of literature study and interviews. The results showed that the practice undertaken by the Pelangi Sastra Malang (PSM) Community was to carry out activities that could evoke literary activities, such as literacy festivals, literary discussions, book review, poetry reading, publishing short stories and poetry anthologies. PSM has a habitus in the form of literary discussion in cafe and poetry reading accompanied by music in every activity organized by PSM. The cultural production arena of the PSM community includes social media, mass media, work publications, and performances.Keywords: literary community, cultural production arena of bourdieu, habitus, praxis
REPRESENTASI AKIDAH DAN SYARIAT ISLAM DALAM NOVEL I AM SARAHZA KARYA HANUM SALSABIELA DAN RANGGA ALMAHENDRA Masyhuda, Hilmy Mahya; Inderasari, Elen
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.397

Abstract

AbstrakFungsi karya sastra untuk memberikan pembelajaran kepada pembaca. Salah satu nilai pembelajaran dalam novel adalah nilai religius. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek akidah dan syariat dalam novel I am Sarahza karya Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan dialog dalam novel sebagai sumber data. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik yang berguna untuk meninjau kegunaan karya sastra itu sendiri bagi pembaca atau masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik baca dan catat. Hasil penelitian menunjukkan empat aspek nilai akidah dalam novel tersebut, yakni ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan sam?iyat. Selain itu, terdapat aspek nilai syariat, yakni (1) ibadah mahdhah meliputi melaksanakan salat, puasa dan haji; (2) ibadah ghoiru mahdhah meliputi menuntut ilmu di luar negeri, berdakwah dengan memanfaatkan media film, dan melaksanakan nazar, yaitu berdzikir dan berdoa; dan  (3) muamalah meliputi kampanye calon presiden, melaksanakan pernikahan, menulis novel, berwirausaha, berbisnis dalam perancangan film, dan memberi nama pada keturunan.Kata kunci: sastra, novel, akidah, syariatAbstractThe function of literary works is to provide learning to the readers. One of the values of learning in novels is religious value. This study aims to describe the aspects of aqidah and sharia in the novel I am Sarahza by Hanum Salsabiela and Rangga Almahendra. This qualitative descriptive study uses dialogue in the novel as a source of data. This study uses a pragmatic approach that is useful for reviewing the use of literary works themselves for the reader or the public. Data collection is done through reading and note taking techniques. The results showed four aspects of the aqidah in the novel, namely divine, prophecy, ruhaniyat and sam'iyat. In addition, there are aspects of sharia values, namely (1) Mahdhah worship includes performing prayers, fasting and pilgrimage; (2) Ghoiru Mahdhah worship includes studying abroad, preaching by utilizing film media, and carrying out vows, namely dhikr and prayer; and (3) muamalah includes campaigning for presidential candidates, carrying out marriages, writing novels, entrepreneurship, doing business in film design, and giving names to offspring.Keywords: literature, novels, aqidah, syariah
SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI “BALADA KUNING-KUNING” KARYA BANYU BENING Lestari, Hana Putri
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.535

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mendeskripsikan semiotika Riffaterre dalam puisi ?Balada Kuning-Kuning? karya Banyu Bening yang dipublikasikan di situs Kompasiana. Puisi tersebut mengisahkan tentang korban pemerkosaan bernama Sum Kuning. Ciri khas puisi ini adalah penggunaan rima ?ing dari awal sampai akhir bait puisi. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif melalui pendekatan semiotika. Hasil penelitian menunjukkan (1) Ketidaklangsungan ekspresi puisi ?Balada Kuning-Kuning? terdiri atas penggantian, penyimpangan, dan penciptaan arti; (2) Hasil pembacaan heuristik adalah puisi ini menceritakan kejadian pemerkosaan yang dialami Sum Kuning. Hasil pembacaan hermeneutik, puisi ini merupakan kritik Banyu Bening atas kasus Sum Kuning yang belum ditemukan titik terangnya sampai sekarang; (3) Matriks puisi ini adalah kisah pemerkosaan Sum Kuning; (4) Hipogram puisi ini adalah hubungan intertekstual puisi dengan kisah Sum Kuning.Kata kunci: Sum Kuning, kuning, semiotika RiffaterreABSTRACTThis research describes Riffaterre's semiotics in "Balada Kuning-Kuning" poem by Banyu Bening, published by Kompasiana. ?Balada Kuning-Kuning? tells of a rape victim named Sum Kuning. Characteristic of this poem is the used ?ing rhymes from the beginning to the end of the poem. This research is a library research with a descriptive qualitative method with semiotics theory. The results showed (1) The unsustainability of expression "Balada Kuning-Kuning" is displacing, distorting, and creating of meaning; (2) Heuristic shows that this poem tells Sum Kuning?s raped insident. Hermeneutic shows that this poem is Banyu Bening's critique of Sum Kuning?s unsolved case; (3) Matrix this poem is Sum Kuning?s raped story; (4) Hypogram this poem is intertextual relation this poem with Sum Kuning?s story.Keywords: Sum Kuning, kuning, Riffaterre?s semiotics
MANIPULASI TANDA DALAM CERPEN “BERTENGKAR BERBISIK” KARYA M. KASIM: TINJAUAN SIMULAKRA JEAN BAUDRILLARD Himmah, Aliyatul
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.500

Abstract

ABSTRAKArtikel ini mengkaji cerpen ?Bertengkar Berbisik? yang ditulis oleh M. Kasim dengan menerapkan konsep simulakra oleh Jean Baudrillard. Simulakra merupakan sebuah upaya untuk memanipulasi tanda agar makna yang dimanipulasi tersebut tampak nyata dan dianggap sebuah realitas sejati oleh masyarakat. Simulakra dicirikan dengan adanya dua hal, yakni hiperrealitas dan simulasi. Berdasarkan hal itu, ditemukan sebuah upaya manipulasi tanda yang dilakukan oleh tiga tokoh yang berperan sebagai musafir dalam cerpen. Motif yang dilakukan melalui tindakan ini adalah keinginan tiga tokoh akan kemudahan akses kepada kepala kampung agar mereka dapat diterima dengan baik. Semula hiperrealitas serta simulasi sebagai komponen dari simulakra, yang dibangun oleh ketiga tokoh ini bekerja dengan apik hingga mereka sendiri menghancurkan bangunan tersebut.Kata kunci: bertengkar berbisik, hiperrealitas, simulakra, manipulasi tanda, konsumsi ABSTRACTThis article examines ?Bertengkar Berbisik? short story by M. Kasim applying the concept of simulcrum by Jean Baudrillard. Simulacrum is an attempt to manipulate a sign so that the manipulated meaning appears real and is considered a true reality by the community. Simulacrum is characterized by two components, hyperreality and simulation. Through this theory, it is seen that an attempt was made to manipulate the signs carried out by the three figures who acted as travelers in ?Bertengkar Berbisik? short story. The motive carried out by the three figures is their desire to have easy access to the head of the village in order to be well accepted. In the beginning, hyperreality and simulation, as components of simulacrum, built by these three figures worked successfully. However, they temselves consciously destroy the building so that their manipulated sign is known by the society.Keywords: ?Bertengkar Berbisik?, hyperreality, simulacrum, manipulation of signs, consumption
SEGMENTASI SISTEM TANDA TEKS DRAMA SURREAL “LAKI-LAKI LAUT” KARYA IWAN EFFENDI: PERSPEKTIF TADEUSZ KOWZAN Turmudzi, Muhammad Imam
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.356

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mendeskripsikan tanda dalam teks drama surreal ?Laki-Laki Laut? karya Iwan Effendi dengan cara mengklasifikasikannya menjadi beberapa segmen sistem tanda. Pendekatan yang digunakan adalah semiotika teater Tadeusz Kowzan yang berfokus pada tiga belas sistem tanda dalam teks drama. Sumber data penelitian adalah teks drama surreal ?Laki-Laki Laut? karya Iwan Effendi yang penulis dapatkan langsung dari pengarang. Data diperoleh dengan teknik baca dan catat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan segmentasi tiga belas sistem tanda, meliputi kata (bahasa), nada (paralingustik), mimik, gesture, gerak, tata rias (make-up), gaya rambut, tata busana (kostum), properti (prop), ruang panggung (setting), tata cahaya (lighting), musik, dan bunyi (sound effects). Kata kunci: segmentasi tanda, semiotika teater, Tadeusz Kowzan, teks dramaABSTRACTThe study described the sign in the surreal drama text of the "Laki-Laki Laut" by Iwan Effendi by classifying it into several sign system segments. The approach used is the Tadeusz Kowzan theater semiotics which focuses on thirteen sign systems in the drama text. The source of the research data is the surreal drama text of the "Laki-Laki Laut" by Iwan Effendi. Data is obtained by reading and recording techniques. This research is a qualitative descriptive study. The results of the research are thirteen segmentation sign systems, including: word (language), tone (paralingustik), expression, gesture, motion, make-up, hairstyle, fashion (costume), property (prop), setting (stage space), lighting, music, and sound effects.Keywords: sign segmentation, theater semiotics, Tadeusz Kowzan, drama text
FORMASI IDEOLOGI DAN NEGOSIASI DALAM NOVEL JANGAN MENANGIS BANGSAKU KARYA N. MAREWO: KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI Tazkiyah, Destyanisa
ALAYASASTRA Vol 16, No 1 (2020): Alayasastra
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.093 KB) | DOI: 10.36567/aly.v16i1.411

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menggunakan novel Jangan Menangis Bangsaku (JMB) karya N. Marewo sebagai objek material dan teori hegemoni Gramsci sebagai objek formalnya. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengidentifikasi ideologi yang direpresentasikan oleh tokoh-tokoh dalam novel dan mengetahui bagaimana formasi ideologinya, serta menganalisis negosiasi ideologi yang terdapat dalam novel JMB. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideologi yang terdapat dalam novel JMB ialah nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, teisme, humanisme, dan romantisme. Ideologi-ideologi tersebut saling berhubungan dan membentuk formasi ideologi yang bersifat kontradiktif, korelatif, dan subordinatif. Negosiasi ideologi dalam novel ini terjadi melalui peristiwa dan dialog antartokoh. Ideologi dominan yang terdapat dalam novel ini adalah sosialisme yang bernegosiasi dengan ideologi subaltern lainnya dan membentuk suatu hegemoni.Kata Kunci: formasi ideologi, negosiasi, hegemoni ABSTRACTThis research used novel Jangan Menangis Bangsaku (JMB) by N.Marewo as the material object and Gramsci?s hegemony theory of literature as the formal object. The main objective of the research is to identify ideologies which are represented by the characters in the novel and find out the ideology formation, and analyze the ideological negotiations that contained in the novel. The method used is descriptive analysis. The results showed that the ideologies contained in the novel JMB were nationalism, socialism, capitalism, theism, humanism, and romanticism. These ideologies are interconnected and form ideological formations that are contradictory, correlative, and subordinative. Ideological negotiation in this novel occurs through events and dialogue among characters. The dominant ideology is socialism, this ideology negotiates with other subaltern ideologies and forms a hegemony.Keywords: ideology formation, negotiation, hegemony

Page 1 of 1 | Total Record : 10